Pembelajaran biologi dapat dilakukan
melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan inkuiri, keterampilan
proses, konstruktivistik, dan sains teknologi masyarakat. Kesemua pendekatan
tersebut bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam kecakapan hidup.
Oleh karena itu, pemberian pengalaman belajar menekankan pada penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Pengembangan keterampilan proses
siswa dapat dilatihkan melalui suatu kegiatan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat menemukan
fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan
intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk
terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para
ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan
setiap siswa menjadi ilmuwan.
Keterampilan berarti kemampuan
menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk
mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian,
Pendekatan Keterampilan Proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam
pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh
pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau
kemampuan olah perbuatan (fisik).
American Association for the
Advancement of Science (1970), mengklasifikasikan keterampilan proses menjadi
keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses
dasar meliputi, observasi (pengamatan), clasifying (menggolongkan),
communication (komunikasi), measuring (pengukuran), inferensi (menyimpulkan),
prediksi (meramalkan). Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi
pengontrolan variable, interpretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian
variabel secara operasional, merancang eksperimen.
Penilaian dalam keterampilan proses
dilakukan selama proses pembelajaran (penilaian proses) dengan menggunakan
indikator dan kata operasional:
- Mengamati: melihat, mendengar, merasa, meraba, mambaur, mencicipi, mengecap, menyimak, mengukur, membaca.
- Menggolongkan (mengklasifikasikan): mencari persamaan, menyamakan, membedakan, membandingkan, mengontraskan, mecari dasar penggolongan.
- Menafsirkan (menginterprestasikan): menaksir, memberi arti, mengartikan, memposisikan, mencari hubungan, ruang-waktu, menentukan pola, menarik kesimpulan, mengeneralisasikan.
- Meramalkan (memprediksi): mengantisipasi berdasarkan kecenderungan, pola atau hubungan antar data atau informasi.
- Menerapkan/menggunakan (informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, sikap, nilai atau keterampilan dalam situasi): menghitung, menentukan variabel, mengendalikan variabel, menghubungkan konsep, merumuskan konsep, pertanyaan penelitian, menyusun hipotesis, membuat modul.
- Merencanakan penelitian: menentukan masalah/objek yang akan diteliti, menentukan tujuan penelitian, menentukan ruang lingkup penelitian, menentukan sumber data, menentukan alat, bahan, dan sumber kepustakaan, menentukan cara penelitian.
- Mengkomunikasikan: berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, merenungkan, meragakan, mengugkapkan, melaporkan (dalam bentuk lisan, tulisan, gerak atau penampilan).
Penilaian
dalam pembelajaran yang menggunakan keterampilan proses dapat dilakukan secara
tes dan nontes. Penilaian secara tes dapat dilakukan melalui ujian tertulis dan
lembar kerja. Sedangkan tes perbuatan dapat dilakukan melalui observasi dan tes
perbuatan. Namun demikian, secara spesifik penilaian sangat ditentukan oleh
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta kreativitas dan kemampuan guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar